BANDUNG – METROPAGI.COM || Paradigma dunia pendidikan saat ini menuntut sebuah Perguruan Tinggi mempunyai reputasi yang baik di tingkat internasional, terutama bagi Perguruan Tinggi yang mempunyai visi sebagai World Class University.
Reputasi internasional sebuah Perguruan Tinggi salah satunya ditentukan oleh kegiatan penelitian dan publikasi yang bertaraf internasional.
Pada dekade terakhir ini sebenarnya publikasi internasional Indonesia telah berkembang pesat.
Dikutip dari Scimagojr, Indonesia menempati peringkat 57 pada Tahun 2010 dan pada tahun 2020 meningkat drastis menjadi peringkat 21 dari 231 negara yang disurvei.
Faktor yang diduga menjadi penyebab masih kurang baiknya performa publikasi ilmiah internasional Indonesia antara lain terbatasnya dana dan fasilitas. Data dari Ditjen Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 4.000 PT di Indonesia, termasuk universitas, akademi, sekolah tinggi, institut, dan politeknik dengan jumlah dosen/peneliti lebih dari 120.000 orang.
Asosiasi Dosen Milenial dibentuk atas inisiasi 4 Dosen Milenial Asal Kota Bandung yakni Muhammad Yusuf, Rizky Ilhami, Andry Mochamad Ramdan, dan Almadina Rakmaniar. Mereka membentuk asosiasi ini dikarenakan kebutuhan akademisi juga para peneliti milenial untuk berafiliasi dengan komunitas internasional.
Maka dengan itu Ketua Umum Asosiasi Dosen Milenial Indonesia Dr. Almadina Rakmaniar yang juga Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan mengungkapkan bahwa saat periode kepengurusannya, ADMI akan banyak menggelar kegiatan dan kerjasama internasional. “Sebagai organisasi dosen, ADMI bukan hanya fokus pada peningkatan kualitas dosen tetapi bagaimana ADMI dapat menjalin kerjasama Internasional,” ungkap Alma.
Dr. Rizky Ilhami selaku Ketua Pengawas Asosiasi Dosen Milenial Indonesia yang juga Dosen Ilmu Administrasi Publik Universitas Pasundan mengatakan Kerja sama Asosiasi Dosen dengan penerbit jurnal Internasional Bereputasi merupakan salah satu alternatif solusi untuk permasalahan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa Dosen di negara maju mempunyai akses fasilitas dan dana yang lebih baik secara kualitas dan kuantitasnya. Sumber dana yang dimaksud dapat berasal dari internal Perguruan Tinggi mitra tersebut, atau mungkin juga lembaga eksternal yang menyediakan dana hibah penelitian.
Ia juga mengatakan kerjasama dengan UMT merupakan Langkah awal dari salah satu program kerja Asosiasi Dosen Milenial Indonesia, Oleh karenanya, Kerjasama riset Internasional menjadi hal penting dan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan tingkat keberhasilan kinerja akademik suatu perguruan tinggi dalam hal pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pungkasnya. (Yusuf/Tim Redaksi)