PANGANDARAN, METROPAGI.COM – Program Indonesia Pintar (PIP), seharusnya menjadi penolong siswa dari keluarga kurang mampu, namun bantuan pendidikan tersebut tidak sampai kepada siswa yang berhak menerimanya diduga karena kelalaian pihak sekolah SD Negeri 1 Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat,
Intan Nur Fatonah, merupakan anak yatim, siswi yang seharusnya menerima bantuan PIP saat bersekolah di SDN 1 Banjarharja (Januari-Juni 2024).
Ironisnya, setelah pindah sekolah ke Kabupaten Cilacap pada Juli 2024, Intan dan ibunya mengetahui bahwa dana PIP Intan telah cair di sekolah lama
Pada Maret 2025, ibunya mengurus pencairan di SDN 1 Banjarharja. Setelah memenuhi persyaratan, BRI Unit Tunggilis menyatakan dana PIP Intan telah kembali ke kas negara
Pihak sekolah dan BRI memberikan keterangan yang mengejutkan. Guru SDN 1 Banjarharja Herna mengaku kepala BRI memberitahu dana PIP Intan kembali ke negara sebelum lebaran.
Kepala BRI Unit Tunggilis, Dimas, mengungkapkan dana PIP Intan dua kali masuk rekening dan kembali ke kas negara (Februari dan September 2024) karena tak diambil
Kepala BRI menjelaskan bank hanya menjadwalkan pencetakan buku tabungan dan ATM. Konfirmasi pencairan seharusnya dari sekolah ke BRI, sesuai informasi Kemendikbud.
Dimana tanggung jawab SDN 1 Banjarharja? Mengapa sekolah tidak memberitahu Intan tentang pencairan dana PIP saat masih bersekolah disana, kelalaian tersebut sangat merugikan anak yatim yang membutuhkan biaya pendidikan.
Awak media mendatangi kediaman ibunda Intan di Desa Sidanegara Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap, Sabtu, (26/04/2025) dan mengklarifikasi ke SDN 1 Banjarharja. 2 orang guru membenarkan permasalahan tersebut.
SD Negeri 1 Banjarharja dinilai ceroboh dalam penyaluran Dana PIP, yang mengakibatkan pendidikan siswi terhambat.
Harapan kini pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran untuk menyelesaikan masalah ini.
Jangan sampai kelalaian merusak masa depan anak bangsa, transparansi dan koordinasi lebih baik dalam pelaksanaan PIP harus diwujudkan agar kejadian serupa tidak terulang
Rep. Rahman/tim