BANDUNG – METROPAGI.COM || Muhammad Yusuf, S.Sos.,M.M., Dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bandung, masuk sebagai ke 100 Peringkat dari Perguruan Tinggi (PT) Indonesia dalam Peneliti Berdasarkan Google Scholar,
Dari 100 orang tersebut 75 % Lebih dari ITB, sedangkan dari STIA Bandung hanya Muhammad Yusuf seorang.
Diakui oleh Yusuf, bahwa dalam 7 tahun terakhir peneliti berdasarkan Google Scholar mengalami peningkatan cukup pesat, baik di level dunia maupun Asia.
“Peningkatan reputasi ini seiring dengan iklim akademik yang semakin kondusif, khususnya publikasi karya ilmiah,” kata Mohammad Yusuf Kamis (1/7/2023).
Karena lanjut Yusuf, yang dirinya ada di pringkat 99, berdasarkan database Scival melaporkan, bahwa publikasi Indonesia periode 2017-2021 telah mencapai 5,5 kali lipat dibandingkan 2012-2016.
“Secara kumulatif publikasi 5 tahun terakhir Indonesia melebihi negara ASEAN lainnya,” ucap dia.
Kondisi yang menggembirakan, imbuh Yusuf, mengingat Indonesia dalam periode sebelumnya jauh di bawah Malaysia, Singapura, bahkan Thailand.
“Mengutip dari Uslu (2020), dalam studinya melaporkan bahwa kualitas karya ilmiah berkontribusi 73,71% pada peringkat PT. Tentunya kemanfaatan bagi masyarakat akademik (sitasi), industri (paten) dan umum (kebijakan publik, literasi publik) merupakan tujuan dari publikasi tersebut,” paparnya.
Jadi, lanjut Yusuf, bahwa kuantitas publikasi idealnya seiring dengan kualitasnya, sehingga kemanfaatannya sesuai dengan yang diharapkan.
“Inilah tantangan terbesar bagi pengambil kebijakan, pimpinan PT, maupun peneliti di Indonesia. Capaian Publikasi,” ucap Yusuf kembali.
Dalam 7 tahun terakhir, perkembangan publikasi ilmiah Indonesia membanggakan. Meskipun dana riset relatif kecil dibandingkan negara jiran, namun dari segi kuantitas per tahun mengalahkan Malaysia sejak 2018. Pada 2012 jumlahnya hanya seperlima dari Malaysia, namun pada 2020 mencapai 131%.
“Terkait kualitas, secara umum Singapura memiliki proporsi publikasi terbaik di ASEAN. Dalam 10 tahun terakhir, publikasi berkualitas (Q1 – ranking jurnal di atas 75%) yang dihasilkan mencapai 67,38%,”
Sedangkan masalah untuk publikasi pada jurnal kategori Q4 hanya 3,85%. Proporsi Malaysia relatif berimbang, dengan dominasi Q1 sebesar 31,74%, adapun Q4-nya sebesar 23,12%.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa karya ilmiah peneliti Indonesia sebagian besar tidak melewati proses review and revise (R&R) yang lebih ketat sebagaimana di jurnal ilmiah,”
Kemanfaatan bagi masyarakat tentunya lebih rendah, ujar Yusuf, karena kurangnya rigorousity menyebabkan keengganan untuk mengacunya. Selain prosiding, sebagian karya ilmiah Indonesia terpublikasikan pada questionable journals
Publikasi adalah tugas utama seorang dosen untuk melaksanakan salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu tentang penelitian dan pengembangan.
Penelitian.Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi jumlah sitasi dan indeks h di google scholar.***