PANGANDARAN, METROPAGI.COM – Polemik study tour di SMKN 1 Padaherang berbuntut panjang hingga belum adanya solusi penyelesaian yang jelas atas tuntutan dari para orang tua siswa terkait pertanggung jawaban pihak sekolah dengan adanya satu keloter siswa yang gagal berangkat ke Jogja dan biaya yang tidak dikembalikan semua.
Berawal dari rencana study tour berbalut kunjungan industri para siswa SMKN 1 Padaherang di agendakan berangkat ke Jakarta menggunakan salah satu agen travel perjalanan yang telah di pilih oleh pihak sekolah untuk membantu kebutuhan pelaksanaan study tour tersebut dengan biaya perjalanan sebesar Rp. 1.450.000,- per siswa
Kemudian saat mendekati waktu yang dijadwalkan tiba, terjadi perubahan karena beberapa alasan teknis yakni yang semula tujuan study tour siswa ke Jakarta berubah menjadi ke Jogjakarta dan penyesuaian biaya perjalanan menjadi Rp 1.350.000,- per siswa
Belakangan muncul permasalahan setelah beberapa keloter siswa SMKN 1 Padaherang berangkat study tour, namun ada satu keloter siswa yang gagal diberangkatkan oleh pihak sekolah bersama agen travel ke Jogja disebabkan terbitnya larangan study tour dari Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi
Keputusan tersebut dampaknya di tanggapi beragam oleh siswa dan orang tuanya, kepada awak media orang tua salah satu siswa yang batal berangkat study tour tersebut menjelaskan dampak yang dirasakan oleh putranya dan para orang tua,
“Sejujurnya saya mendukung keputusan KDM (sapaan Gubernur Jabar-red) melarang study tour, karena harus membayar biaya yang tinggi sedangkan kondisi ekonomi kami sedang tidak baik,” Jelasnya
Pasalnya biaya yang harus ditanggung orang tua cukup dirasa membebani, bahkan diantaranya sampai ada orang tua yang harus rela menjual harta bendanya
“Orang tua siswa sampai ada yang menjual motor buat membayar biaya study tour, dan sekarang anaknya gagal berangkat seperti anak saya, secara mental anak kami merasa kecewa karena teman-teman mereka dari kelas lain sudah berangkat ke Jogja” Ungkapnya
Menurutnya kini kekecewaan itu tidak hanya dirasakan oleh para siswa yang gagal berangkat ke Jogja, tapi para orang tua siswa termasuk yang telah menjual harta bendanya juga kecewa akibat dari pengembalian uang yang sampai saat ini tidak jelas
“Sempat ada rapat antara orang tua siswa, pihak sekolah dan agen travel karena desakan dari kami para orang tua siswa. Hasilnya bagi yang telah lunas membayar biaya study tour dikembalikan sebesar Rp 580.000,- sedangkan yang belum lunas uang yang dikembalikan (nilainya) dibawah itu selain itu kami sempat dijanjikan mendapatkan sisa pengembalian pasca lebaran, nyatanya sampai sekarang tidak ada realisasi” Ujarnya
Kondisi tersebut memicu riak diantara siswa dan orang tua dalam menuntut pertanggungjawaban keuangan dari pihak sekolah,
“Anak kami dan teman-temannya sempat mogok sekolah sampai tiga hari sebagai bentuk protes, merasa mendapat perlakuan berbeda karena gagal berangkat study tour. Bagi kami para orang tua, tuntutannya jelas meminta kepada pihak sekolah untuk mengembalikan uang kami secara utuh, kalau tidak kami akan (demo) geruduk sekolah,”Tegasnya
Lebih jauh lagi, para orang tua siswa menuntut pihak sekolah dengan alasan bahwa pihak sekolah adalah penyelenggara kegiatan
“Kami sebagai orang tua siswa memandang bahwa pihak sekolah yang menyelenggarakan study tour kunjungan industri, mereka memilih lokasi tujuan, awalnya Jakarta kemudian berubah ke Jogja, mereka juga yang membagi beberapa keloter pemberangkatan sampai penunjukan agen travel perjalanan. Ketika sekarang ada yang gagal berangkat yaa pihak sekolah harus tanggung jawab kembalikan uang kami,” Tandasnya
Sementara itu kepala sekolah SMKN 1 Padaherang masih sulit ditemui untuk konfirmasi terkait persoalan tersebut. Adapun Yudi, selaku Humas SMK yang berhasil ditemui di sekolah pada awak media menerangkan bahwa,
“Memang benar kejadiannya ada yang gagal berangkat, lewat rapat sebelumnya kita sudah upayakan pengembalian uang. Nilai yang dikembalikan saat itu adalah sisa penerimaan pembayaran biaya dari para orang tua siswa yang masih kami simpan ditabungan dan belum di serahkan ke agen travel perjalanan, nilai kurang dari 50% dan itu upaya awal kami dalam mengembalikan uang” Terangnya
Lalu menurutnya permasalahan ada pada uang yang sudah diserahkan oleh sekolah ke agen travel yang saat ini masih diupayakan penyelesaiannya,
“Kami harap ada solusi terbaik, meski kondisi saat ini pengakuan dari agen travel bahwa uangnya sudah digunakan untuk DP hotel, armada, konsumsi dll, itu perlu agak ekstra prosesnya untuk ditarik lagi” Imbuh Yudi
Yudi secara khusus berpesan permasalahan yang terjadi di SMKN 1 Padaherang terkait study tour agar tidak di publikasikan, karena merasa khawatir menjadi viral terlebih di daerah lain sampai mengakibatkan kepala sekolah ada yang di copot
“Mohon pada rekan-rekan awak media, hal ini jangan sampai di ekpos apalagi sampai viral, tolong dibantu agar bisa kondusif” Tandasnya
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Sekolah SMKN 1 Padaherang masih sulit untuk ditemui awak media dan terkesan menghindar
Sesuai dengan UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik kami menerima Hak Jawab dan Klarifikasi.
(Raman/tim/red)