CIMAHI, METRO PAGI.COM – Menjelang tahun ajaran baru, keterbatasan kapasitas sekolah negeri kembali menjadi isu klasik yang memicu polemik, termasuk di Kota Cimahi.
Dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, persoalan ini diprediksi akan kembali mencuat, seiring minimnya daya tampung sekolah negeri di tengah tingginya jumlah lulusan jenjang sebelumnya.
Untuk jenjang SMP misalnya, dari sekitar 8.000 lulusan SD di Kota Cimahi, hanya setengahnya yang dapat tertampung di SMP negeri. Sisanya harus mencari alternatif lain, termasuk ke sekolah swasta.
Kursus online terbaik
Ketua DPRD Kota Cimahi, Wahyu Widyatmoko, justru memandang situasi ini sebagai peluang untuk mengoptimalkan keberadaan sekolah swasta di Cimahi.
Menurutnya, mendirikan sekolah negeri baru atau membangun ruang kelas baru (RKB) bukan solusi yang efektif.
“Kalau dihitung-hitung, rasanya membangun sekolah baru atau membangun ruang kelas baru malah akan membebani APBD lebih besar. Sekarang banyak sekolah swasta, lebih baik dioptimalkan saja,” ujar Wahyu saat dikonfirmasi, Kamis (29/5/2025).
Wahyu menilai keterbatasan lahan di Kota Cimahi menjadi salah satu kendala utama dalam upaya pembangunan sekolah baru. Selain itu, kebutuhan anggaran yang besar dianggap kurang sebanding dengan efektivitasnya.
Menurutnya, optimalisasi sekolah swasta jauh lebih rasional dan efisien.
Kursus online terbaik
Lebih jauh, Wahyu juga menyinggung persepsi masyarakat yang masih memprioritaskan sekolah negeri karena alasan biaya. Sekolah negeri umumnya mendapat bantuan operasional yang membuat biaya pendidikan menjadi lebih ringan, bahkan hampir gratis.
Namun ia menegaskan, kini Pemerintah Kota Cimahi telah menyediakan subsidi biaya SPP untuk siswa dari keluarga tidak mampu yang memilih bersekolah di sekolah swasta.
Dengan kebijakan itu, ia berharap biaya tidak lagi menjadi kendala bagi warga dalam mengakses pendidikan yang layak.
“Jangan sampai gara-gara persoalan biaya, anak Cimahi tidak bisa sekolah. Insyaallah negara akan hadir,” tegasnya.
Wahyu juga menyayangkan masih adanya pola pikir negeri-minded di kalangan orang tua. Banyak yang menganggap bahwa sekolah swasta pasti lebih mahal, tanpa melihat bahwa pemerintah sebenarnya telah menyiapkan dukungan finansial yang memadai.***