PANGANDARAN, METROPAGI.COM – Bukan hanya dikritik soal ketihahadiran pada acara besar di salah satu pondok pesantren, Kementerian Agama kabupaten Pangandaran, Jawa Barat juga disebut telah melakukan kunjungan kerja ke luar kota (tour).
Kepala Kemenag Pangandaran, Yayan Herdiana mengatakan, agenda tersebut merupakan kegiatan pembinaan pegawai dan rapat kordinasi madrasah yang dilakukan selama satu hari.
“Sebenarnya itu kegiatan kedinasan resmi. Semua saya undang yang berkompeten dalam kegiatan tersebut,” kata Yayan di kantor Kemenag Jumat, (7/2/2025).
Ia mengatakan, yang mengikuti pelaksanaan tersebut di sesuaikan skala prioritas. Semisal, KUA tidak bisa meninggalkan layanan kecuali ada pegawai yang tidak ada kegiatan langsung pada saat itu.
“Agenda kita disana melaksanakan kegiatan peningkatan SDM. Pertama pengetahuan, kedua keterampilan dan yang ketiga terkait attitude,” katanya
Dalam pelaksanaan tersebut, pihaknya juga menyampaikan corp value ASN yang di amanat kan oleh MENPAN RB. no 20 tahun 2021 tentang kaitannya dengan Akhlak, layanan, akuntabel, kompeten Royal, harmony, tip dan Koperatif.
“Kami juga mengingatkan ASN dalam pelaksanaan pungsinya secara baik dan benar. Jangan sampai ada ASN yang keluar jalur. Melayani, mempersatukan adalah prioritas yang kita tekankan pada ASN Kemenag,” ucapnya.
Menurut Yayan dalam metode pemberangkatan pun menggunakan kendaraan masing-masing, ia menyebut, ada yang menggunakan roda dua ada juga yang menggunakan roda empat.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Pangandaran, Abdul Muin menganggap kegiatan tersebut adalah touring. Menurutnya, tindakan ini menimbulkan pertanyaan tentang prioritas dan komitmen kepala kantor terhadap pelayanan.
“Jam kerja seharusnya diperuntukkan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan dan bimbingan terkait urusan keagamaan,” ujar Abdul Muin beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Kepala Kemenag memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pelayanan berjalan optimal, aspirasi umat tersalurkan, dan program-program keagamaan terlaksana dengan baik.
“Bukan malah memikirkan touring yang urgensi untuk ummat nya apa?” Tambahnya.
Abdul mengatakan, touring di waktu jam kerja, terlebih tanpa alasan yang mendesak, dapat mengganggu pelayanan dan menimbulkan persepsi negatif di masyarakat pangandaran.
“Umat dapat merasa tidak dihargai dan kesulitan mengakses layanan yang seharusnya mereka dapatkan,” katanya.
Maka dari itu, Abdul meminta Kepala Kemenag Pangandaran untuk lebih mengutamakan tanggung jawabnya dalam melayani umat.
“Kami berharap Kepala Kemenag Pangandaran dapat menanggapi isu ini dengan serius dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan pelayanan kepada umat,” kata Abdul Muin. ***
(Adef/Azis).