BANDUNG – METROPAGI.COM ll Kemajuan teknologi yang begitu pesat berdampak di semua bidang kehidupan.Tidak dipungkiri berbagai budaya dari luar masuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda dengan begitu cepat. Bila hal ini tidak disaring dipilah maka budaya luar terus menggerus dan menghilangkan budaya asli bangsa.
Salah satunya cara untuk membendung budaya luar yang negatif adalah dengan memasukkan budaya dan kearifan lokal di dalam kurikulum pendidikan.
Sejalan dengan program pemerintah di mana ada kebijakan Bupati Bandung terkait muatan lokal, yakni pendidikan Pancasila dan undang-undang 45, pendidikan bahasa dan budaya Sunda dan belajar mengaji dan menghafal Alquran. 3 muatan lokal itu adalah untuk peningkatan karakter didik siswa dalam membangun generasi muda yang berkarakter Pancasila berahlak mulia.
Dalam menyambut program muatan lokal, SMPN 3 KATAPANG
berupaya mengimplementasikan program tersebut, seperti yang di ungkapkan kepala Sekolah Henni Ratnasusanti,S.Pd.,M.Pd bahwa program ini sudah sangat luar biasa.
“Kita sudah secara rutin melaksanakan program Keagamaan Guru ngaji di sekolah, dengan menerapkan grup atau kelompok pada siswa didik kami, dan memang terjalin baik dengan guru ngaji sampai saat ini,” kata Henni saat di temui metropagi.com di kantor sekolah Senin (19/6/2023).
Henni menjelaskan, Secara rutin laksanakan kegiatan , dalam satu Minggu kita laksanakan satu kali sesuai dengan silabus dan surat edarannya dari Dinas pendidikan kab.Bandung,
“Bahkan saya merencanakan untuk tahun ajaran baru taun ini kita akan melaksanakan program unggulan tahfidz Quran, dimana guru ngajipun sudah siap dan support untuk membantu terkait program yang akan di laksanakan oleh SMPN 3 KATAPANG Ini,” tandasnya
Dikatakanya tentang program kearifan lokal budaya Sunda, pihaknya sering mengadakan acara tersebut, terutama dalam berpakaian adat separti menggunakan pakaian adat kebaya,
“kita suka intruksikan kepada siswa didik bagi yang mempunyai baju adat di persilahkan untuk di gunakan, tetapi kita tidak memaksakan.” Ujarnya
Lanjut Henni, sebagai bagian dari kearifan lokal dalam melestarikan budaya Sunda, tentunya diwajibkan menerapkan pada anak didik dalam pengunaan bahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda, yang setiap hari kamis kita mewajibkan kepada anak didik untuk berbahasa Sunda atau Kamis nyunda,
“selain itu kita juga perkenalkan permainan-permainan lokal yang saat ini sudah jarang di mainkan anak-anak, bahkan ada yang sampai tidak tau padahal itu merupakan bagian dari pada budaya kita, seperti permainan perepet jengkol, egrang dan banyak lagi yang lainya,” katanya
Di ungkapkan Henni, walaupun kemarin masih kondisinya kelas jauh dengan 537 siswa dimana jarang mengikuti perlombaan, tetapi alhamdulilah ketika SMP ini sudah menjadi negri dan saya di tugaskan, barulah mulai mendapatkan beberapa penghargaan. ada beberapa penghargaan yang siswa Peroleh, dua anak didik kita mendapat prestasi seperti Pecak silat dan Paskibra di tingkat Provinsi.dan saat ini kita juga mewakili di tingkat Sub Rayon di tingkat kabupaten, Siswa siswi SMP NEGERI 3 KATAPANG yang berjumlah 6 orang terpilih dalam bidang olah raga sepak bola dan bola voli sebagai pemain inti.
“Saya berharap kedepannya, siswa-siswi SMP NEGERI 3 KATAPANG ini bisa lebih berprestasi dan menjadi unggul baik dalam akademis maupun unggul dalam Akhlaqul Karimah, karena dengan adanya pendidikan yang unggulan berkualitas kita akan bisa merubah kondisi pribadi siswa,keluarga dan bahkan masyarakat lingkungan sekitar kita, kita berikan motivasi untuk tumbuh dan berkembangnya siswa dalam pendidikannya sehingga siswa bisa meraih masa depannya,” pungkasnya. ***
(Jay)**