BOGOR, METROPAGI.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan gebrakan dengan memerintahkan pembongkaran proyek tempat wisata yang merupakan milik BUMD Jawa Barat. Hal ini terungkap dalam tayangan video yang diunggah Dedi di akun Instagram miliknya, @dedimulyadi71, Kamis (6/3/2025).
Dalam video tersebut, Dedi terlihat berbincang dengan sejumlah pejabat dan kemudian memerintahkan pembongkaran saat itu juga. “Ini kita lagi di areal rekreasi Hibisc yang dikelola BUMD Jawa Barat, PT Jaswita (Jaswita Jabar),” katanya.
Dedi juga menanyakan tentang izin yang dikantongi oleh Hibisc Fantasy Puncak. Kepala Satpol PP Bogor M Ade menjelaskan bahwa izin yang diberikan adalah 4.300 m3, namun yang dikerjakan sampai tahun kemarin menjadi 15.000 m3.
Dedi kemudian meminta Ade untuk menjelaskan apakah sudah dilakukan pemanggilan kepada pihak PT Jaswita Jabar. Ade mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemanggilan, dan telah meminta pengelola membongkar bagian yang tidak sesuai ketentuan.
Namun, Dedi memutuskan untuk memerintahkan pembongkaran saat itu juga. “Karena nggak dibongkar sendiri, hari ini, saya perintahkan bongkar. Ada alatnya? Kita mulai bongkar hari ini,” timpal Dedi.
Dedi juga menegaskan bahwa kegiatan pembongkaran tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa pendidikan dan lingkungan hidup dapat terjaga dengan baik. “Saya nggak segan-segan meski pengelolanya PT milik provinsi Jawa Barat. Ini contoh, bahwa siapa pun yang melanggar harus ditindak, walaupun lembaga bisnisnya milik Jawa Barat,” tegas Dedi.
Sebelumnya, Dedi telah mengeluarkan kegeramannya terkait bencana yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat sejak Minggu, 2 Maret 2025. Mulai dari banjir bandang di kawasan Puncak, Bogor, hingga banjir besar di Bekasi.
Dedi mengatakan bahwa bencana alam yang terjadi dipicu oleh ulah manusia yang menggarap suatu wilayah tidak sesuai dengan peruntukan seharusnya. Contohnya, kata dia, kawasan Puncak Bogor yang seharusnya adalah kawasan hijau justru jadi kawasan beton yang dipenuhi villa dan tempat wisata.
Belum lagi, ujar dia, perumahan-perumahan yang dulu dijanjikan nyaman, aman, justru dihantam banjir. Hal itu, cetusnya, karena penggunaan yang tidak seharusnya dan tata ruang yang tak sesuai alokasi.
Dedi pun mengajak warga agar berubah dengan begitu bencana alam tidak lagi terjadi melanda wilayah-wilayah tersebut. (*)